MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL + FOOTNOTE 💯
capek ya ngetik dan cari buku mondar mandir di perpustakaan.. tapi aku mau sharing makalah yang udah aku buat dengan susah payah.. ada footenote nya lagiiiii hahaha
silahkan copy paste lalu print dan bagikan ke teman-teman kalian untuk presentasi HAHAHAHA *licik sekali yah.. atau jadikan makalah ini sebagai pembanding atau referensi saja, untuk cek footnote/sumber buku yang diambil adalah dari perpustakaan di kampus. mau mengikuti blog ini ? silahkan :p jangan lupa comment yah!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kalau
kita memperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari maka banyak hal yang
kita lihat. Ada orang yang kelihatannya gembira, bahagia, dapat bergaul dengan
sesame walaupun ia mengalami bermacam-macam kesulitan. Sebaliknya ada juga
orang yang sering mengeluh dan bersedih hati, tidak bersemangat serta tidak
dapat memikul tanggung jawab. Hidupnya dipenuhi kegelisahan, kecemasan dan
ketidakpuasan, dan mudah diserang oelh penyakit-penyakit yang yang jarang dapat
diobati. Mereka tidak pernah merasakan kebahagiaan. Disamping itu ada orang
yang dalam kehidupannya mengganggu, melanggar hak dan ketenangan orang lain,
suka mengadu domba, memfitnah, menyeleweng, menganiaya, menipu dan sebagainya.
Simtom-simtom
yang berbeda itulah yang menyebabkan para psikolog berusaha menyelidiki apakah
yang menyebabkan tingkah laku berbeda-beda walaupun orang-orang berada dalam
kondisi yang sama. Juga apa sebabnya ada orang yang tidak mampu mendapatkan
ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Usaha ini merupakan wewenang dari
salah satu cabang termuda psikologi, yaitu kesehatan mental (mental hygiene)
yang tumbuh pada akhir abad ke 19 M. Ilmu kesehatan mental berkembang luas di
negara-negara yang telah maju terutama dalam tahun-tahun belakangan ini, bahkan
sudah sampai ke taraf preventif, yaitu mencari jalan pencegahan supaya orang
jangan mengalami gangguan mental. Di
negara kita rupanya ilmu kesehatan mental belum begitu dikenal secara luas, dan
walaupun kadang-kadang dipakai istilah “kesehatan mental”, namun artinya sangat
kabur dan kurang jelas dalam pikiran orang pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesehatan mental ?
2. Apa peranan agama dalam kesehatan mental
?
3. Bagaimana pengaruh kesehatan mental terhadap manusia ?
4. Apa saja gangguan dan penyakit jiwa manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kesehatan mental
Ilmu
kesehatan mental merupakan terjemahan dari istilah mental hygiene. Etimologis dari mental hygiene berasal dari kata mental dan hygiene. Mental (dari
kata latin: mens, mentis) berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat, sedangkan hygiene (dari kata Yunani: hugiene) berarti ilmu tentang kesehatan.[1]
Ada
beberapa ahli mengemukakan definisi tentang kesehatan mental, yaitu sebagai
berikut :
1. Alexander Scheneiders
Kesehatan
mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang
praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologi
organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan
mnyesuaikan diri.
2.
Louis P. Thorpe
Kesehatan mental adalah tahap psikologi yang bertujuan
untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental
3.
Pakar dari Timur-Tengah
a.
Bebasnya seseorang dari gejala penyakit jiwa dan gangguan jiwa
b.
Kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan
masyarakat lingkungannya, sehingga hidup penuh vitalitas sunyi dari goncangan.
4.
Saparinah Sadli
Kesehatan mental terbagi menjadi tiga orientasi yaitu
orientasi klasik, orientasi, penyesuaian diri dan orientasi pengembangan
potensi. Ketiga orientasi ini dapat dijadikan ukuran kesehatan mental manusia.
Dari definisi-definisi tersebut
diatas dapat diketahui bahwa batasan pengertian kesehatan mental yang
dikemukakan oleh para pakar tersebut tercakup luas, tetapi sungguhpun demikian
pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tersebut belum tercakup seluruh
aspek kehidupan karena agama belum termasuk didalamnya.
Zakiah Daradjat mengemukakan empat buah
rumusan kesehatan mental yang biasanya dipakai oleh para ahli kesehatan mental.
Ke-empat rumusan itu disusun mulai dari rumusan-rumusan khusus sampai dengan yang
lebih umum kemudian ditambah satu rumusan lagi yaitu agama termasuk didalamnya,
sehingga menjadi lima rumusan hingga akhirnya pengertian kesehatan mental
tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Jelasnya rumusan yang kelima
itu pada hakekatnya telah menggambarkan rumusan-rumusan sebelumnya.
Jelasnya pengertian kesehatan mental
yang dirumuskan oleh Zakiah Daradjat yakni:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya
manusia dari gangguan jiwa dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat
serta lingkungan tempat ia hidup
3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi,
bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada
kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindarnya dari gangguan dan penyakit
jiwa.
4. Kesehatan mental adalah terwujudnya
keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan
untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakan secara
positif kebahagiaaan dan kemampuan dirinya
5. Kesehatan mental adalah terwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antar manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berdasarkan
keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna di
dunia dan di akhirat.
Aspek agama dalam perumusan kesehatan
mental harus masuk, karena agama memiliki peranan yang besar dalam kehidupan
manusia. Agama merupakan kebutuhan psikis manusia yang perlu dipenuhi setiap
orang yang mengharapkan ketentraman dan kebahagiaan.[2]
B.
Peranan agama dalam Kesehatan Mental
Dalam kehidupan ini dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang
beriman yang hidup menjalankan agamanya dengan orang yang tidak beragama atau
acuh tak acuh kepada agamanya. Pada diri orang yang hidup beragama terlihat
ketentraman batin, sikapnya selalu tenang. Mereka tidak merasa gelisah atau
cemas, perbuatannya tidak ada yang menyengsarakan atau menyusahkan orang.
Berbeda dengan orang yang terlepas dari ikatan agama, biasanya mereka mudah
terganggu oleh kegoncangan suasana. Dalam keadaan senang dimana segala sesuatu
berjalan lancar dan menguntungkannya, seseorang yang tidak beragama akan
terlihat gembira, senang bahkan lupa daratan. Tetapi apabila ada bahaya yang
mengancamnya : kehidupan susah, banyak problema yang harus dihadapinya, maka
kepanikan dan kebingungan akan menguasai jiwanya, bahkan akan memuncak sampai
terganggu kesehatan jiwanya, bahkan mungkin sampai pada taraf bunuh diri atau
membunuh orang lain.[3]
Tampak jelaslah bagi ahli psikologi bahwa sebagian besar gangguan jiwa dan
penyakit jiwa ditemukan pada orang-orang yang tak beragama. Orang-orang yang beragama
bergantung pada seberapa jauh ketetapan hatinya kepada agamanya, sering
terlindungi dri gangguan dan penyakit jiwa.
Akhirnya dapat digambarkan secara ideal bahwa manusia yang sehat mentalnya
adalah manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan merealisasikan nilai-nilai
ajaran agama dalam kehidupannya, sehingga kehidupan ini dijalani sesuai dengan
tuntunan agama.
Menjauhkan
diri dari Sang Pencipta berarti mengosongkan diri dari nilai-nilai imani.
Sungguh merupakan kerugian terbesar bagi manusia selaku makhluk berdimensi
spiritual. “Ingatlah hanya dengan
mengingat Allah hati menjadti tentram.” (QS 13:28)[4]
Tegasnya kesehatan mental itu dalam Islam identik dengan ibadah atau
pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah
dan agama-Nya untuk mendapatkan jiwa yang tenang dan bahagia dengan
kesempurnaan iman dalam hidup, seperti yang dimaksud dalam firman Allah SWT :
$pkçJr'¯»t ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuÅÊ#u Zp¨ÅÊó£D ÇËÑÈ
“ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28)
C.
Pengaruh Kesehatan Mental terhadap manusia
Pada
dasarnya keadaan yang tidak menyenangkan selalu dihadapi setiap manusia dari
tingkatan dan golongan manapun dan pengaruhnya terhadap manusia tergantung pada
cara individu atau orang tersebut menghadapinya. Ada yang dapat menerima dan
mampu mengatasi serta menyesuaikan diri dengan wajar, tetapi ada yang
sebaliknya.
Berarti
yang dapat membantu terwujudnya ketenangan dan kebahagiaan hidup manusia adalah
kesehatan mental. Karena dengan kesehatan mental itu dapat menentukan tanggapan
seseorang terhadap suatu masalah dan kemampuan menyesuaikan diri untuk
menghadapinya dengan sewajarnya.
Manusia
yang tidak sehat mentalnya terdapat perbedaan dalam gangguan yang dialaminya
ada yang terpengaruh hanya pada satu unsur saja
atau dua unsur saja atau mungkin sampai tiga atau empat unsur dialaminya,
tergantung dari kondisi dan daya tahan manusia secara fisik dan psikisnya serta
yang terpenting adalah keimanan dan ketakwaannya.
1.
Pengaruh kesehatan mental terhadap perasaan
Perasaan tidak menyenangkan dan tidak mengenakan hati,
timbul pada manusia yang merupakan reaksi psikis karena tidak mampunya manusia
menghadapi problema-problema kehidupan akhirnya timbulah reaksi psikis antara
lain seperti perasaan : cemas, gelisah, takut, putus asa dan lain-lain.
2.
Pengaruh kesehatan mental terhadap pikiran atau kecerdasan
Pikiran ialah kemampuan manusia untuk menggunakan pikiran
dan kecerdasan dengan baik, tetapi bila manusia mengalami ketegangan emosi maka
manusia tidak mampu menggunakan daya fikirnya dengan sebaik-baiknya.
3.
Pengaruh kesehatan mental terhadap perbuatan atau kelakuan
Perbuatan atau kelakuan ialah tindakan yang dilakukan
manusia yang bersifat baik (positif) maupun yang bersifat buruk (negatif).
Manusia yang terganggu kesehatan mentalnya adalah manusia yang mempunyai akhlak
yang tidak terpuji seperti bakhil, aniaya, memfitnah, menipu, mencuri dan
lain-lain. Keadaan manusia yang tidak mampu mengendalikan diri tersebut
didasari dengan dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
4.
Pengaruh kesehatan mental terhadap kesehatan badan
Pada akhir-akhir ini banyak terdapat penyakit yang
dinamakan psychosomatic yaitu kesehatan mental dapat menentukan kesehatan
mental. Istilah kedokteran ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan erat antara
jiwa (psyche) dan badan (soma). Jika jiwa berada dalam kondisi kurang normal
antara lain seperti cemas, gelisah, takut, putus asa dan lain-lain maka badan
atau tubuh turut menderita yaitu dengan terjadinya gangguan pada organ-organ
tubuh seperti gangguan pada jantung, pernafasan, lambung, kadar gula, tekanan
darah rendah dan lain-lain. Begitu pula sebaliknya bila jiwa berada dalam
kondisi normal maka badan juga sehat.[5]
D.
Gangguan Jiwa
1. Psikopat
Psikopat
adalah kelainan tingkah laku, khususnya berbentuk kelainan tingkah laku sosial,
yaitu tidak memperdulikan norma-norma sosial atau adaptasinya dengan lingkungan
sosial kurang tepat atau tidak normal.
Penderita psikopat cenderung egocentris, penderita psikopat seolah-olah tidak
mempunyai hati nurani, karena ia berbuat semaunya tanpa mempertimbangkan
kepentingan orang lain.
Penderita psikopat biasanya tidak merasakan sendiri
penyakitnya, mereka tidak merasa adanya kelainan dalam diriny, dan kelainan itu
sangat sukar sekali dihilangkan seumur hidupnya.
2. Neurosis
Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih
dalam keadaan sadar. Istilah Neurosis pada awalnya kata tersebut berarti ketidakberesan
dalam susunan syaraf, tapi juga dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap orang
lain.[6]
a. Neurasthenia
Yaitu gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kelelahan
fisik dan mental yang kronis walaupun tidak ditemukan sebab-sebab fisik.
b. Histeria
Yaitu terjadi akibat tidak
mampunya seseorang dalam menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan,
kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin.
Gejala-gejala
Histeria terbagi menjadi 3 macam:
a) Lumpuh histeria
Yaitu kelumpuhan salah satu anggota fisik. Penyebab dari
histeria ini adalah adanya tekanan pertentangan batin yang tidak dapat diatasi.
b) Cramp Hysteria
Yaitu cramp yang terjadi pada sebagian anggota fisik.
c) Kejang Histeria
Yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar akan
diri, kadang-kadang sangat keras disertai dengan teriakan-teriakan dan
keluhan-keluhan tetapi air mata tidak dapat keluar.
d) Mustism ada dua macam
Yaitu
tidak sanggup berbicara dengan suara keras dan kedua, tidak dapat berbicara
sama sekali, penyebabnya bukan disebabkan oleh kerusakan alat-alat percakapan seperti
lidah, kerongkongan, pernapasan, tetapi disebabkan tekanan perasaan, kecemasan,
putus asa, merasa hina, gagal.
e) Amnesia
Yaitu
hilang ingatan secara sempurna, lupa segala sesuatu tentang dirinya, namanya,
alamatnya, dan dari mana ia dating, saudara-saudaranya atau tidak ingat
peristiwa-peristiwa tertentu yang berhubungan dengan hidupnya. Ia lupa akan
segala sesuatu, akan semua orang yang pernah dikenalnya, bahkan lupa akan
dirinya, rumahnya, pekerjaannya dan sebagainya.
f) Fugue
Yaitu
orang pergi mengelana berjalan tanpa tujuan, tidak tahu mengapa ia pergi dan
kemana ia pergi.
g) Somnambulism
Yaitu
berjalan-jalan sedang tidur. Mesikpun ia tidur, ia masih mampu berjln dan dapat
membedakan pintu yang terbuka dan pintu yang tertutup, bahkan ia dapat disrukan
untuk tidur kembali. Waktu bangun pagi harinya, ia tidak mengetahui apa yang
diperbuatnya sewaktu ia tidur.[7]
h) Double personality
Yaitu
terpisahnya secara sempurna antara berbagai fungsi yang bermacam-macam yaitu
semua aspek kehidupan yang mencakup perasan, tindakan, pengalaman-pengalaman
dan seluruh kepribadian lama terpisah dari kesadarannya, yang berarti bahwa
apabila satu kepribadiannya muncul maka yang lainnya menghilang. Dan
kepribadian yang muncul itu berbeda sama sekali dari pribadi yang lain, artinya
bahwa masing-masing pribadi tidak mengenal satu sama lain.
c. Psychasthenia
Gangguan
jiwa yang bersifat paksaan, yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap
dalam keadaan integrasi yang normal.
Gejala-gejala
penyakit ini antara lain:
a) Phobia
Yaitu
rasa takut yang tidak masuk akal atau yang ditakuti tidak seimbang dengan
ketakutannya. Penderita tidak mengetahui sebabnya dan tidak dapat melepaskan
diri daripadanya atau tidak sanggup menguasainya. Diantara phobia yang terkenal
antara lain ialah : takut tempat tertutup, melihat darah, kotor, di tengah
orang ramai, binatang-binatang kecil.
b) Obsesi
Yaitu
penderita dikuasai oleh suatu pikiran tertentu yang tidak bisa dihindarinya.
c) Kompulsi
Yaitu
gangguan jiwa yang menyebabkan seseorang terpaksa melakukan sesuatu, baik itu
masuk akal maupun tidak. Penyebabnya yaitu kegelisahan dan kecemasan.
d) Stuttering
Gagap
berbicara ada yang dalam bentuk terputus-putus, tertahan nafas atau
berulang-ulang. Penyebabnya apabila tidak ada gangguan fisik timbulnya
akibatnya pertentangna batin, tekanan perasaan dan ketidak mampuan menyesuaikan
diri.
e) Ngompol
Uang
air yang tidak disadari yang terjadi pada anak yang sudah besar yang seharusnya
sudah mampu menguasai dan mengatur dirinya.
3. Psikosis (Psychose)
Gangguan jiwa yang bersifat menyeluruh yaitu meliputi
selurh kepribadian penderita, sehingga kehilangan orientasi terhadap
lingkungannya, bahkan penderita tidak dapat memahami tingkah lakunya sendiri
(terjadi disorganisasi pikiran, gangguan dalam emosionalitas, disorientasi
waktu, ruang dan orang). Merupakan penyakit jiwa yang parah, gejala seperti ini
sering kita sebut sebagai hilang ingatan atau gila.
Terdapat beberapa bentuk psikosis, diantaranya:
a.
Schizophrenia
Adalah
penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan penyakit jiwa
lainnya. Penderitanya tidak mampu menilai realitas dengan baik dan pemahaman
diri yang buruk. Penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya
yang biasaya mlai tampak pada masa puber, dan paling banyak menderita adalah
orang berumur antara 15 sampai 30 tahun.[8]
Bentuk-bentuk
schizophrenia antara lain:
a)
Simple
Schizophrenia
b)
Adolescen
Schizophrenia
c)
Catatonic
schizophrenia
d)
Pseudoneurotic
Schizophrenia
b.
Paranoia
Ialah
gangguan jiwa yang sangat serius, adanya kecurigaan yang tak beralasan yang
terus menerus yang pada puncaknya dapat menjadi tingkah laku agresif.[9]
c.
Maniac Depressive Psychosis
Yaitu
penyakit yang penderitanya merasa benar atau gembira yang kemudian berubah
menjadi serba salah dan sedih atau tertekan.
[1] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.148
[2] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.150-151
[3] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.186
[4] Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), hal.176
[5] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.153-156
[6] Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), hal.153
[7] Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), hal.156
[8] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.170
[9] Heny Narendrany
Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi
Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal.173